Menyimak Fungsi Lain Dari Bendungan Logung
Terjaminnya Air Baku, Hingga Hidupkan Pembangkit Listrik. |
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Hari Suprayogi mengatakan, Bendungan Logung mulai diisi air sejak hari ini.
"Mulai dilakukan impounding Bendungan Logung di Kabupaten Kudus," kata Hari dalam sambutannya di Bendungan Logung Kudus.
Menurut dia, Bendungan Logung akan mulai diisi air dari sekarang sampai satu musim hujan ini selesai. Diharapkan dengan selesainya musim hujan nanti, air di bendungan sudah melimpah.
Bendungan mampu menampung air sekitar 20,15 juta m3, dengan volume efektif sebesar 13,72 juta m3. "Saya kira, impounding, daerah Kudus ini kan hujannya tinggi. Jadi 20 juta m3. Satu musim hujan ini harapan saya sudah bisa spill out (melimpah) dan spillway (sudah penuh)," beber dia saat wawancara.
Dengan selesainya Bendungan Logung tentunya dibarengi jaringan irigasinya. Bendungan Logung direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan potensial maksimal 5.296 ha yang terdiri dari luas irigasi eksisting 2.805 ha dan irigasi pengembangan 2.491 ha di wilayah Kabupaten Kudus serta peningkatan produktivitas tanaman padi.
Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 200 liter/detik di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus, pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 0,50 MW .
Dia juga menyingungg jika Bendungan Logung bisa menjadi tempat wisata pula. Dengan pemkab adalah pengelola wisatanya. Sedangkan Logung tetap dikelola pemerintah pusat. Seperti Bendungan Kedungombo, wisatawan bisa menikmati namun di titik yang ditentukan, bukan yang membahayakan.
"Di Kedungombo yang ditutup sebagian ya. Orang tetap bisa kesana. Tetap bisa wisata kan. Apa terus enggak boleh, kan, enggak. Mungkin ada satu lokasi dengan tingkat keamanan tinggi. Tertentu mungkin di badan air, boleh. Kedungombo saya kira demikian," terangnya.
Baca juga: Bendungan Logung di Kudus Juga Bisa Jadi Objek Wisata
Bendungan Logung merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR untuk mendukung program NawaCita Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional.
Di Jawa Tengah ada tujuh bendungan. Bendungan Logung adalah satu di antara bendungan yang dibangun. Pembangunan Bendungan Logung membutuhkan waktu sekitar 5 tahun yang dimulai sejak tahun 2014 dengan jangka waktu pelaksanaan 1.460 hari kalender hingga 2018 dengan nilai kontrak Rp 620 miliar, dibangun oleh KSO antara PT Wijaya Karya & PT. Nindya Karya. "Pengerjaannya juga tepat waktu. Sangat baik di sini," ucap Hari.
Kabupaten Kudus sendiri memiliki masyarakat yang hidup dari pertanian dan industri yang sangat membutuhkan air untuk keperluan pertanian maupun air baku untuk air minum, sementara di saat musim kering Kabupaten tersebut sering mengalami kekeringan dan saat musim hujan mengalami kebanjiran akibat meluapnya sungai di pegunungan Muria. Dengan adanya bendungan yang terletak di lokasi lereng Muria diharapkan dapat mengurangi bencana banjir wilayah Kabupaten Kudus dan sekitarnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan pariwisata di Bendungan Logung nantinya harus tetap memperhatikan prinsip hidrologi dan konservasi dari hulu ke hilir. "Panorama yang tersaji di sekeliling bendungan membuatnya memiliki keistimewaan dibanding dengan bendungan lain adalah panorama Gunung Muria menjadi daya tarik tersendiri," ujarnya.
Sosialisasi kepada warga terkait pemanfaatan bendungan termasuk pengembangan wisata penting untuk dilakukan, dengan tidak mengijinkan adanya wisata air pada bendungan terkait potensi bahaya yang akan timbul dan lebih mengedepankan wisata konservasi.
Bupati Kudus M Tamzil optimistis jika adanya bendungan akan membut daerah sekitar panen dua kali seperti Undaan. "Saat ini adanya bendungan bisa mengairi Jekulo dan sebagian Bae. Banjir di Jekulo juga bisa diatasi Kalau air di sini ditutup saya rodok ayem. Tinggal anak sungai di bawahnya," kata Tamzil.
No comments