Hormati KPU, Buktikan Kecurangan di Pengadilan
Ulama muda Nahdlatul Ulama KH Ahmad Muwafiq mengingatkan semua pihak agar setiap persoalan masyarakat maupun bangsa diselesaikan melalui musyawarah. Hal itu mensyaratkan masing-masing pihak untuk tidak bersikap mau memang sendiri.
Ia mencontohkan, karena sejak awal telah disepakati bahwa Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga penyelenggara pemilu maka sebaiknya apa yang sedang dikerjakan dihormati dengan baik. Bila diketahui atau disinyalir ada sesuatu yang tidak beres disalurkan melalui mekanisme seharusnya.
"Jangan bilang curang-curang, kalau ada kecurangan buktikan di pengadilan," kata kiai berambut gondrong yang biasa disapa Gus Muwafiq itu kepada detik.com.
Ia menilai aneh bila ada pihak yang menerima hasil hitung cepat untuk pemilu legislatif tapi menolak hasil sementara hitung cepat di pemilu presiden. Muwafiq juga menyindir pihak yang menyuarakan agar hasil pemilu presiden didiskualifikasi seharusnya diberlakukan hal serupa terhadap pemilu legislatif. Sebab kedua pemilu itu dilakukan dalam waktu, penyelenggara, dan para saksi yang sama. Untuk menghindari gesekan yang tak perlu di masyarakat, Muwafiq mengingatkan semua pihak sebaiknya selama ramadan ini jangan terlalu banyak membicarakan sesuatu yang bisa memancing emosi pihak lain. Termasuk menjaga kondisi dan situasi politik agar tidak terlalu ingar-bingar. Hal itu menjadi kesepakatan dalam multaqo (pertemuan) para ulama, habaib, dan cendekiawan muslim 3 Mei lalu di Jakarta.
Pada bagian lain, kiai yang gemar menyanyi sambil bermain gitar itu juga berbicara soal seni dalam Islam. Ia berpendapat sesungguhnya seni itu bersifat netral yang sudah ada sejak awal peradaban manusia. "Seni ya seni, tak ada itu seni Islam atau apa. Seni itu tak punya agama, tak punya jenis kelamin," tegas Muwafiq.
Ia mencontohkan, karena sejak awal telah disepakati bahwa Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga penyelenggara pemilu maka sebaiknya apa yang sedang dikerjakan dihormati dengan baik. Bila diketahui atau disinyalir ada sesuatu yang tidak beres disalurkan melalui mekanisme seharusnya.
"Jangan bilang curang-curang, kalau ada kecurangan buktikan di pengadilan," kata kiai berambut gondrong yang biasa disapa Gus Muwafiq itu kepada detik.com.
Ia menilai aneh bila ada pihak yang menerima hasil hitung cepat untuk pemilu legislatif tapi menolak hasil sementara hitung cepat di pemilu presiden. Muwafiq juga menyindir pihak yang menyuarakan agar hasil pemilu presiden didiskualifikasi seharusnya diberlakukan hal serupa terhadap pemilu legislatif. Sebab kedua pemilu itu dilakukan dalam waktu, penyelenggara, dan para saksi yang sama. Untuk menghindari gesekan yang tak perlu di masyarakat, Muwafiq mengingatkan semua pihak sebaiknya selama ramadan ini jangan terlalu banyak membicarakan sesuatu yang bisa memancing emosi pihak lain. Termasuk menjaga kondisi dan situasi politik agar tidak terlalu ingar-bingar. Hal itu menjadi kesepakatan dalam multaqo (pertemuan) para ulama, habaib, dan cendekiawan muslim 3 Mei lalu di Jakarta.
Pada bagian lain, kiai yang gemar menyanyi sambil bermain gitar itu juga berbicara soal seni dalam Islam. Ia berpendapat sesungguhnya seni itu bersifat netral yang sudah ada sejak awal peradaban manusia. "Seni ya seni, tak ada itu seni Islam atau apa. Seni itu tak punya agama, tak punya jenis kelamin," tegas Muwafiq.
No comments