Ajakan People Power Hanya Emosi Sesaat, MUI Jateng: Jangan Diikuti
Ajakan sebagian elite politik dan tokoh agama untuk turun ke jalan pada 22 Mei dinilai hanya akibat emosi sesaat. Untuk itu, masyarakat diminta berpikir jernih dan tak perlu mengikuti ajakan tersebut.
"Kita tidak menutup mata, telinga ada kabar-kabar yang mau mendelegitimasi hasil pemilu. Itu hanya kabar, kami percaya enggak (terjadi)," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, KH Ahmad Daroji di sela acara "Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim, dan Pimpinan Pesantren se-Jateng untuk Indonesia Damai", Sabtu (18/5/2019).
"Ada kabar katanya ada mau people power, enggaklah. Kita ini sedang puasa, insyaAllah semuanya sudah semakin mengendap, kita semakin dewasa, kita semakin matang, insyaAllah itu tidak jadi," ucapnya.
Menurut Ahmad Daroji, bulan suci Ramadhan telah menyatukan seluruh umat Islam, terutama di Tanah Air. Ditandai dengan tidak adanya perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, sehingga diharapkan pada Lebaran nanti juga bisa dirayakan secara bersama-sama.
"Kita semuanya ingin kebersamaan, kita akrab bareng. Kita senang bahwa Ramadhan bareng, tidak beda seperti kadang-kadang Ramadhan sebelumnya. Ini bareng, insyaAllah Idul Fitri juga bareng," tuturnya.
"Itu hanya emosi sesaat yang people power. Kalau pun terjadi ya kita tidak usah ikut masyarakat tidak usah ikut itu. Karena ke depan sekarang yang kita tidak senangi, berbeda, nanti akan jadi teman. Sekarang teman koalisi, belum tentu ke depan menjadi teman lagi," tuturnya.
Ahmad Daroji pun menyampaikan, semua elemen bangsa mesti bersyukur karena perhelatan Pemilu 2019 bisa berjalan tanpa kendala berarti. Penyelenggara pesta demokrasi baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dinilai telah bekerja dengan sebaik-baiknya.
"Kita berterima kasih pada semua komponen bangsa, penyelenggara Pemilu yaitu KPU dan Bawaslu telah bekerja dengan bagus. Kemudian semua peserta Pemilu juga sudah semuanya baik, para saksi juga bagus, meskipun ada KPPS yang wafat, semoga menjadi amal saleh mereka," tandasnya.
"Kita tidak menutup mata, telinga ada kabar-kabar yang mau mendelegitimasi hasil pemilu. Itu hanya kabar, kami percaya enggak (terjadi)," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, KH Ahmad Daroji di sela acara "Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim, dan Pimpinan Pesantren se-Jateng untuk Indonesia Damai", Sabtu (18/5/2019).
"Ada kabar katanya ada mau people power, enggaklah. Kita ini sedang puasa, insyaAllah semuanya sudah semakin mengendap, kita semakin dewasa, kita semakin matang, insyaAllah itu tidak jadi," ucapnya.
Menurut Ahmad Daroji, bulan suci Ramadhan telah menyatukan seluruh umat Islam, terutama di Tanah Air. Ditandai dengan tidak adanya perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, sehingga diharapkan pada Lebaran nanti juga bisa dirayakan secara bersama-sama.
"Kita semuanya ingin kebersamaan, kita akrab bareng. Kita senang bahwa Ramadhan bareng, tidak beda seperti kadang-kadang Ramadhan sebelumnya. Ini bareng, insyaAllah Idul Fitri juga bareng," tuturnya.
"Itu hanya emosi sesaat yang people power. Kalau pun terjadi ya kita tidak usah ikut masyarakat tidak usah ikut itu. Karena ke depan sekarang yang kita tidak senangi, berbeda, nanti akan jadi teman. Sekarang teman koalisi, belum tentu ke depan menjadi teman lagi," tuturnya.
Ahmad Daroji pun menyampaikan, semua elemen bangsa mesti bersyukur karena perhelatan Pemilu 2019 bisa berjalan tanpa kendala berarti. Penyelenggara pesta demokrasi baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dinilai telah bekerja dengan sebaik-baiknya.
"Kita berterima kasih pada semua komponen bangsa, penyelenggara Pemilu yaitu KPU dan Bawaslu telah bekerja dengan bagus. Kemudian semua peserta Pemilu juga sudah semuanya baik, para saksi juga bagus, meskipun ada KPPS yang wafat, semoga menjadi amal saleh mereka," tandasnya.
No comments